ANALISIS NOVEL-BEYOND THE DEEPWOODS
ANALISIS NOVEL
Judul:
“THE EDGE CHONICLES "BEYOND THE DEEPWOODS”
Pengarang:
Paul Stewat & Chris Riddell
Penerbit:
Matahari
Cetakan
: Tidak Tertulis
Tahun
terbit: Mei 2007
Tempat
terbit: Tidak Ada
Tebal
buku: 350 lembar
Pelaku:
Twig, Spelda Snatchwood, Tuntum Snatchwood, Gloamglozer, Para Woodtroll,
Taghair, Gristle, Para Pembantai, Sinew, Mak Tatum, Caterbird, Skullpelt, Para
Gyle Goblin, Mak Tambun, Spindlebug dan Milchgrub, Banderbear, Rotsucker,
Mumsie dan Mag, Para Termagant, Para Trog laki-laki, Garble, Gabtroll, Spiker,
Tem Barkwater, Slyvo Spleethe, Mugbutt, Stope Boltjaw, Juru Batu, Hubble,
Quintinius Verginix " Cloud Wolf ".
Jenis
novel: Terjemahan
Penyunting:
Syaugi & Hapad
Penerjemah:
Meithya Rose Prasetya
Tata
letak: Qasim
Sinopsis:
"
Takdirmu berada di luar Deepwoods..."
Dibesarkan
para woodtroll di hutan Deepwoods yang angker, Twig merasa ada yang
berbeda pada dirinya. Suatu waktu, Spelda menceritakan kembali cerita yang
selalu diulangnya sampai sekarang. Cerita itu diceritakan kembali hingga saat
Taghair, peri oakelf yang bijaksana memberinya nama, yaitu Twig, kata
pertama yang diucapka oleh twig. Pada suatu malam, Twig pergi dari rumah karena
ibunya, Spelda dan ayahnya, Tumtum yang merupakan woodtroll merasa Twig
akan menjadi incaran para Perompak Langit dari sinilah dimulainya petualangan
menegangkan yang membawa Twig dalam dunia kelam para goblin dan makhluk buas
lainnya. Dia melakukan perjalanannya ini hanya berbekal satu tekad, yaitu
menemukan jati dirinya serta takdirnya.
Pertama
kali menginjakkan kaki di hutan deepwoods, Twig mengalami sedikit terpesona
pada pemandangan hutan Deepwoods hingga keluar dari jalur yang tidak seharusnya
dia lakukan. Hingga bertemu dengan Gristle, seorang kaum pembantai yang sekujur
tubuhnya berwarna merah seperti darah. Gristle digigit oleh seekor cacing
terbang yang dapat menyebabkan orang yang digigitnya menjadi balon/ membengkak.
Setelah Twig mengalahkan si cacing terbang dengan susah payah, tidak disangka
tubuh Grisle yang semakin membengkak dan membuat mereka terbang tinggi membawa
mereka ke desa para pembantai disana Twig bertemu Sinew, adik perempuan Gristle
dan Mak Tatum, yang memberikan Twig mantel kulit Hammelhorn. Tapi
sayangnya Twig hanya bisa bermalam sehari saja karena pada pagi harinya Twig
diusir dari desa para pembantai.
Masuk
kembali ke dalam hutan Deepwoods membuat Twig bertemu dengan Skullpelt,
si pemburu para pemimpi yang tersesat di pepohonon lullabee yang mencoba
mengelabuinya dengan menyamar menjadi Spelda, ibu angkat Twig disaat Twig
sedang merindukan ibu angkatnya. Tapi untungnya ada Caterbird yang
sedang berada di sarang raksasanya yang seperti kaus kaki yang dibuang yang
menyelamatkannya dari Skullpelt dan Caterbird juga berjanji akan
selalu mengawasinya walau dari jauh, lalu pergi meninggalkan Twig seorang diri
di Deepwoods.
Di
sela-sela tidur Twig, dahan pohon Bloodoak menarik Twig ke puncak batang
utama pohon yang sedang kehausan darah yang telah siap sedia ingin memakannya
hidup-hidup dengan seribu gigi setajam pisau yang teratur. Twig berusaha untuk
kabur, namun sia-sia saja. pada akhirnya Twig dimakan hidup-hidup tapi hanya
sampai sebatas tubuhnya saja, yang kemudian mantel Hammelhorn milik Twig
meremang dan tersangkut di kerongkongannya. Membuat pohon itu melemparkan Twig
ke atas yang membuatnya bisa bebas terbang seperti burung.
Yang
membuatnya mendarat di tubuh salah seorang gyle goblin yang sedang
mencari makanan di hutan dan bersama kedua gyle goblin lainnya. Twig
yang meminta pertolongan tapi ketiga gyle goblin itu tidak menanggapinya
malah terus saja berjalan menjauhi Twig dan berencana akan pulang ke koloni
mereka, yang membuat Twig harus mengejar mereka dan mengikutinya sampai ke
koloni para gyle goblin. Tempat itu dipenuhi oleh para gyle goblin
yang sudah pulang dari mencari berbagai macam makanan di hutan dan makanan
tersebut akan mereka jatuhkan ke lubang di lantai hall. Twig lapar, tapi para gyle
goblin itu tidak ada yang mau membaginya makanan, sampai saatnya para
gyle goblin itu makan, yaitu semacam madu manis yang mereka perebutkan hingga
tetes terakhir Twig tetap tidak mendapatkan makanan. Sampai Mak Tambun datang
membersihkan ruangan tempat para goblin itu makan tadinya, ia menemukan
Twig yang bersembunyi dan memasukkannya keember hingga menjatuhkan Twig
kesaluran sampah yang merupakan tempat para Spindlebug, serangga yang
tubuhnya tembus pandang dan kepalanya yang berbentuk baji serta organ-organ
tubuhnya terlihat tinggal.
Seekor
Spindlebug melihat Twig dan bersama para Spindlebug yang lain
mengiranya adalah hama yang dapat berbicara dan rasanya asam ketika dia
menggigit lengannya. Twig lari ketika para Spindlebug ingin membuangnya
ke tempat pembakaran sampah. Lari dan terus lari menghindari para Spindlebug
yang mengejarnya, hingga sampai ke kebun cendawan payung merah muda yang
dipenuhi oleh makhluk lamban, amat besar dan tembus pandang, yaitu Milchgrub
yang sedang memakan cendawan demi cendawan. Twig kabur menuruni lereng yang
membuatnya meluncur ke dalam kegelapan, jatuh ke dalam kantong madu raksasa dan
tenggelam. Lalu diangkat ke atas dengan ember yang sedang mengambil madu dan
sampailah Twig ke dapur milik Mak Tambun dan dimasukkan ke dalam madu yang
hangat, membuat Twig lengket dengan madu disekujur tubuhnya.
Twig
mencoba keluar dari madu tanpa diketahui. Tapi alhasil Twig juga ketahuan
karena Mak Tambun yang sedang memberi makan anak-anaknya mengalami sedikit
masalah yaitu madunya asin, tidak enak yang membuat para Gyle goblin
murka pada Mak Tambun. Walau Mak Tambun berusaha menjelaskan penyebabnya tetap
saja para gyle goblin itu murka, tidak mau menanggapi apa penyebabnya
malah melampiaskannya dengan membongkar semua alat yang ada didapur dan
memasukkan Mak Tambun ke saluran sampah dengan paksa. Twig tidak mnyia-nyiakan
waktu itu dan segera kabur meninggalkan para gyle goblin yang sedang
mengamuk itu. Setelah keluar dari tempat itu, Twig melihat para gyle goblin
yang sedih dan menyesal karena telah menghukum Mak Tambun.
Twig
masih merasa lapar, perutnya mendesak menginginkan makanan. Berhenti, Twig
menemukan buah yang kelihatannya lezat yang langsung lepas dari tangkainya,
tapi Twig tidak ingin mengambil resiko karena terdapat berbagai macam makanan
di Deepwoods yang beracun dan terus berjalan, hingga menemukan seekor binatang
menjerit kesakitan. Binatang itu adalah Banderbear yang menjerit karena
giginya yang sangat busuk dan sudah berubah dari kuning menjadi hitam. Twig
membantu mencabut gigi tersebut, walau semula Banderbear yang giginya
sudah dicabut mengamuk. Tapi kemudian, Banderbear itu berterimakasih
kepada Twig, Twig meminta imbalan yang disanggupi oleh Banderbear dengan
memetikkan Twig buah yang tidak beracun dan layak dimakan.
Sejak
itulah Twig dan Banderbear berteman dan terus bersama, sampai suatu
kejadian tragis terjadi disaat itu hari sudah mulai gelap Twig dan Banderbear
melihat seekor wig-wig yang semakin lama semakin bertambah banyak. Para
wig-wig itu berusaha mengejar Twig yang berada di punggung Banderbear, berusaha
kabur, Banderbear sudah tak sanggup lagi lari dan terpaksa meninggalkan
Twig di sebuah pohon. Banderbear yang larinya semakin lamban berhenti
dan dimakan oleh wig-wig tanpa menyisakan tulang satupun. Twig sedih
melihat Banderbear yang terus bersama meninggal dimakan wig-wig
dan kemudian terus menyesal atas kematian Banderbear temannya yang
meninggalkannya di pohon yang disebut pohon lullabee, yang terkenal
rapuh. Twig kemudian menemukan sebuah sarang Caterbird yang bergantung di dahan
pohon lullabee dan mencoba untuk masuk kedalamnya dan tidur disana malam
ini.
Tak
lama setelah Twig tertidur di sarang Caterbird, sesosok makhluk bersayap
hitam dan lebar dengan cakar yang lancip melihat sesuatu yang bergantung di
dahan pohon lullabee tinggi yang berwarna kebiruan; sesuatu yang besar,
bulat dan berkilauan. Rotsucker memperhatikan sarang Caterbird yang
didalamnya terdapat Twig yang sedang tertidur dan kemudian menyemburkan cairan
hitam lengket dari pembuluhnya keatas sarang itu. Setelah cairan itu menutupi
seluruh sarang, Rotsucker memutuskan tali sutra yang menjadi gantungan
sarang dan membawa sarang itu terbang tinggi meninggalkan pohon lullabee.
Twig
terbangun melihat disekelilingnya gelap gulita dan meronta-ronta meminta
dikeluarkan, tapi percuma Rotsucker tidak menanggapinya dan terus
membawa sarang itu hingga ke sarangnya yang berada di luar Deepwoods. Twig
terus meronta-ronta dan mencoba menggunakan pisau penamaannya untuk membuat
lubang dicangkang tersebut. Berhasil, Twig membuat lubang di cangkang tersebut
walaupun kecil dan Twig terus mencoba hingga pisau penamaannya patah. Twig
merasa kesal karena pisau penamaannya yang telah sekali menyelamatkannya patah
dan melampiaskannya dengan menendang-nendang cangkang itu sampai pecah dan
mengeluarkannya dan jatuh ke dalam lumpur penghisap. Untung saja ada seorang goblin
yang menolongnya dan langsung menghilang.
Twig
berjalan kembali ke Deepwoods dan menemukan seorang gadis berlarian. Twig
mengikutinya hingga terjatuh ke tempat dimana para Termagant Trog
tinggal yaitu di bawah Deepwood. Ternyata gadis yang sedang di kejar Twig
adalah anak seorang Termagant Trog yang besar dan terlihat ganas bernama
Mumsie dan gadis itu bernama Mag. Mag berkeinginan menjadikan Twig
peliharaannya dengan berbagai cara yang tentunya berhasil. Awalnya saat pertama
kali Mag mengurus Twig dia sangat baik dan ramah, tapi seiring berjalannya
waktu Mag mulai tidak terlalu mengurusi Twig lagi tapi tetap memilikinya.
Dihari dimana Mag akan menjadi Termagant Trog, Twig ikut menyaksikan hal
yang mengerikan itu. Setelah berubah menjadi Termagant Trog, Mag menjadi
ganas dan mulai menyerang Twig, yang untungnya diselamatkan oleh seorang Trog
laki-laki dan berhasil keluar dari Gua para Termagant Trog.
Keluar
dari gua Termagant Trog melalui lubang kecil, Twig masih harus dihadapkan
dengan sekelompok serigala hutan, serigala kerah putih-jenis yang paling
berbahaya yang sedang mencari mangsa. Saat seigala itu mulai melakukan aksinya
mencengkeram Twig, datang majikan para serigala itu yang membuat para serigala
hutan tidak jadi memangsanya yang bernama Garble. Garble tak banyak
bicara, dia hanya memperingati Twig untuk berhati-hati dan mengurus tangannya
yang terluka saat kabur dari gua Termagant Trog, sebelum dirinya dan
kawan-kawan serigala hutannya pergi melanjutkan perburuannya.
Twig
sendiri lagi dan meratapi nasibnya di hutan Deepwoods yang terkenal angker.
Tapi tidak lama kemudian datang seorang Gabtroll yang merupakan
pendengar yang baik. Gabtroll itu mengajak Twig untuk berjalan ke tempat
kereta kecilnya yang penuh dengan barang sambil berbicara, Gabtroll itu
juga memberitahukan Twig bagaimana penyihir hati menunjukkan jalan yang harus
ditempuhnya, yang selalu menuntunnya pada jalan yang sama, yaitu takdirnya.
Twig mencoba penyihir hati itu, tapi tongkatnya tidak jatuh dan Twig mencoba
lagi, tapi tongkat itu hanya berdiri pada tempat dia meletakkannya. Dan Gabtroll
hanya mengatakan belum ada petunjuk lalu menghilang bersama tunggangannya prowlgrin
(prowlgrin yang mendorong kereta kecil itu berjalan).
Twig
kembali sendiri lagi, awan mendung datang malam itu dan petir menyambar di
langit yang gelap itu. Semula Twig hanya tenang namun kedua kalinya petir
menyambar, ia mulai lari. Kadang terpeleset, tersandung, kadang terjatuh. Twig
memanjat pohon, pohon lufwood tua yang tinggi, demi mengamati badai yang
sedang berlangsung. Tiba-tiba saat Twig menengadah ke atas, ia melihat sebuah
bayangan di langit, bayangan sebuah kapal. Kapal itu berputar-putar terjebak
dalam putaran angin, makin lama putaran itu semakin cepat hingga Twig menjadi
pusing melihatnya. Tiba-tiba petir menyambar kapal itu yang membuatnya oleng
dan sesuatu yang berkilauan jatuh ke hutan di bawahnya. Twig juga melihat tiga
makhluk yang seperti kelelawar terbang melayang-layang di atas kapal yang
jatuh, diikuti tiga sosok lagi yang bergabung, melompat dari geladak kapal dan
menjauh dari angin yang mulai reda.
Twig
turun dari pohon dan bergegas menembus hutan secepat kaki dapat membawanya.
Twig berjalan dan mendengar suara gaduh yang datang dari semak combbush, sebuah
batu yang setengah tenggelam dalam tanah dan memancarkan panas putih yang
membakar benda di sekelilingnya. Twig mendengar gumaman seseorang yang
dilihatnya berperawakan tinggi besar dan memiliki jenggot lebat yang dikepang
bernama Tem Barkwater dan seorang lagi yang bernama spiker, seekor oakelf .Kemudian
Twig membawa mereka ke tempat kapal langit yang tadi dilihatnya dari atas pohon
jatuh ke hutan Deepwoods. Disana mereka mendengar si juru kemudi, Sylvo
Spleethe dan seekor goblin kepala datar bernama Mugbutt yang sedang
membicarakan nasib kapal langit yang jatuh dan seorang juru batu yang diam
disana serta Stope Boltjaw yang sedang memperbaiki kapal langit yang rusak.
Kapal
langit itu tidak dapat terbang tanpa batu terbang, Tem Barkwater menawarkan
sebuah pilihan kepada Spleethe yang mengharuskan Twig memberitahukan dimana
letak batu terbang yang jatuh itu dengan syarat ketika batu itu ditemukan,
mereka harus menunggu sampai kapten kapal datang dan Twig mengetahui dimana
batu terbang itu. Twig bersama kelima awak kapal tidak termasuk Stope itu pergi
ketempat batu terbang itu jatuh dan sesampainya mereka disana juru batu itu
harus membawa batu terbang yang sudah berubah menjadi besar lebih besar dari
juru batu yang pendek itu ke kapal langit dan Stope Boltjaw akan memasukkannya
ke dalam lambung kapal langit itu. Setelah berhasil meletakkan batu terbang
itu, tiba-tiba datang sang kapten yang diikuti seekor banderbear bernama
Hubble. Twig mengenal kapten kapal yang pernah ditemuinya beberapa waktu yang
lalu saat Tumtum mencoba membiasakan diri dengan pekerjaannya. Twig membantu
pekerjaan para awak kapal itu dalam menangani api unggun, disela-sela itu
Hubble menunjuk gantungan gigi banderbear yang tergantung di leher Twig dan
Hubble mengatakan sesuatu yang sangat dikenal Twig, Twig merasa Hubble adalah
salah satu Banderbear yang membalas teriakan yodel kawan Banderbearnya dulu.
Twig
sangat menikmati malam itu dan juga mendengar sang kapten “Cloud Wolf” yang
bernama Quintinius Verginix membicarakan cerita tentang dirinya, yang
meninggalkan anaknya yang dilahirkan oleh Maris dikapal langit ke hutan
Deepwoods, yaitu di desa kecil woodtroll. Twig juga mendengar bahwa kain
pelipur yang terikat di lehernya adalah bukti nyata yang ditinggalkan
oleh sang kapten sebagai pembungkus bayi yang ditinggalkannya, bahwa Twig
adalah anaknya, Twig meyakinkan dirinya. Tapi keesokan harinya ketika Twig
bangun, semua awak kapal berserta kapal dan kaptennya sudah pergi
meninggalkannya sendiri di hutan Deepwoods. Twig sedih ditinggalkan oleh
ayahnya, tiba-tiba mantel kulit Hammerhorn mulai menusuk dan Twig
melihat kedepan, disana terlihat hutan Deepwoods terbakar. Twig lari keluar
dari Deepwoods melewati berbagai macam rintangan dalam api.
Diluar
Deepwoods terlihat gersang dan tidak ada tumbuhan yang tumbuh serta banyak
erangan dan rintihan memilukan dari roh-roh gentayangan. Twig mendengar suara
seseorang yang tidak terlihat oleh matanya dan menuntunnya hingga sampai di
tepi jurang. Disanalah Twig melihat sosok yang menyeramkan dan memakai gaun
compang-camping yang bernama Gloamglozer. Gloamglozer memberikan
Twig berbagai macam pilihan yang dapat membuatnya menjadi normal seperti
kaum-kaum yang pernah dilihatnya saat berpetualang di Deepwoods dengan cara
menjadi seorang Gloamglozer sama sepertinya. Twig berpikir keras dan
kemudian menyambut uluran tangn Gloamglozer itu. Twig terjatuh dari
jurang dan mengatakan bahwa dirinya adalah Twig walau tidak istimewa sedangkan Gloamglozer
adalah seorang penipu dan pendusta.
Disaat
itulah dating Caterbird yang menyelamatkan Twig dan membawanya ketempat
dimana dia seharusnya berlabuh, yaitu di kapal langit Stormchaser. Awak
kapal langit dan sang kapten kaget dengan kedatangan Twig yang jatuh dari
langit. Disinilah didalam kapal Stormchaser Twig memulai petualangannya
lagi dan ayahnya yang seorang kapten kapal mengakui Twig sebagai anaknya dan
mereka berdua akan menjelajah angkasa bersama.
SEKIAN…
ANALISIS UNSUR INSTRINSIK NOVEL
ð
Tema:
Petualangan mencari jati diri
ð
Tokoh
dan Penokohan:
·
Protagonis:
Ø
Twig:
kadang percaya diri kadang tidak percaya diri, mudah menyerah tapi akhirnya
berusaha juga, sedikit penakut, mudah dibohongi, kurang kritis, suka menolong.
ð
Twig
tersenyum sedikit seraya berpaling. "Hanya lebih jauh sedikit
lagi..." katanya.
ð
"Aku
adalah Twig!" teriaknya kencang. "Aku adalah Twig, yang keluar dari
jalur dan berkelana di luar Deepwoods. AKU ADALAH AKUUUUUU!"
ð
Di
luar Deepwoods. Kata itu berdering di kepala Twig. Di luar Deepwoods. Twig lalu
mengulurkan tangan. Dia melangkah melewati ujung tebing.
ð
“Oh,
Gloamglozer!” dia mengutuk. “Gloamglozer! Gloamglozer! ” suaranya melengking di
udara malam yang sangat dingin. “Tolong. Tolong. Tolonglah,” jeritnya. “Biarkan
aku menemukan jalurku kembali. Andai aku tidak meninggalkan jalur! Tolonglah aku!
Tolonglah! Tolong.…"
·
Antagonis
dan Tritagonis serta figuran:
·
Spelda(ibu
angkat Twig): penyayang,baik hati, overprotektif
·
"Kau
buyungku," kata Spelda, memeluknya erat. "Tetaplah di jalur.
Woodtroll tahu yang terbaik. Sekarang, pergilah, sampaikan salam sayangku pada
Sepupu Snetterark. Kau akan kembali sebelum kau menyadarinya. Semuanya akan
kembali normal. Akan kau lihat...."
·
Tumtum:baik
hati, suka marah
·
Taghair:
bijaksana, penasihat, baik hati, disegani,
ð
Twig
mengangguk. Dia ingat sekali peristiwa itu. Taghair baru kembali ke desa
setelah pergi lama. Twig ingat betapa gembiranya para woodtroll tatkala
mendapatkan oakelf itu kembali ke tengah-tengah mereka. Karena Taghair, yang
benar-benar tahu riwayat kayu, adalah penasihat, penyuluh, peramal mereka.
Kepadanya kaum woodtroll mengeluhkan kecemasan dan kekhawatiran mereka.
ð
"Dan
anehnya, kau tidak keberatan ketika Taghair tua itu menyentuh kain pelipurmu
itu. Kau hanya duduk disana, serius, dan diam sam sekali. Lalu dia memberimu
tatapan itu lagi seraya berkata dengan lembut. 'Kau bagian dar Deepwoods hai
makhluk pendiam. Ritual pemberian nama memang tak berhasil, tapi kau bagian
dari Deepwoods... bagian dari Deepwoods,' ulangnya, matanya berkaca-kaca. Lalu
dia mengangkat kepala dan membentangkan lengannya lebar-lebar. 'Namanya
adalah....'
ð
"Tepat,"
ucap Spelda, tertawa. "Keluarlah nama itu dari mulutmu, persis seperti
itu. Twig! Kata pertama yang kau ucapkan. Lalu Taghair bicara, 'Kau harus merawat
dia baik-baik, karena bocah ini istimewa/'"
·
Gristle:
ramah
·
Sinew:
ramah, baik hati
·
Mak
tatum: baik hati, perhatian
·
Caterbird:
penolong, menepati janjinya
·
Skullpelt:
si pemburu para pemimpi yang tersesat di pepohonan lullabee
·
"Ada
satu makhluk yang disebut skullpelt," katanya. "Si pemburu para
pemimpi yang tersesat di pepohonan lullabee."
·
Para
gyle goblin:
·
Mak
tambun:
·
Spindlebug:penghuni
bawah tanah, serangga, tembus pandang
·
Makhluk
itu tinggi dengan tulang-tulang yang menonjol, tampak seperti sejenis serangga
kaca raksasa. Belum pernah Twig melihat sesuatu yang seperti ini. Dia tak
tahu apa-apa tentang spindlebug yang menghuni bawah tanah, tidak pula milchbrug
lamban yang mereka pelihara.
·
Milchbrug:
lamban, amat besar, dan tembus pandang
·
Seluruh
kebun dipenuhi makhluk lamban, amat besar, yang tembus pandang seperti serangga
tadi , dan semuanya sibuk mengunyah
cendawan.
·
Banderbear:
setia, kesepian
·
Dia
berpaling, tak sanggup melihat. Dia mengapit telinga, tapi jeritan banderbear
yang berjuang melawan tetap terdengar.
·
Mungkin
saja banderbear juga merasa kesepian.
·
Rotsucker:
percaya diri
·
Mumsie:menyeramkan
·
Dimana
gadis kecil pucat yang telah menyayangi dan merawatnya? Lenyap. Sebagai gantinya,
muncul termagant trog yang sangat buruk rupa dan menyeramkan. Setelah ditato,
dia akan mirip dengan ibunya, Mumsie.
·
Mag:
penyayang, menyeramkan, pucat, buruk rupa, menjengkelkan
·
Dimana
gadis kecil pucat yang telah menyayangi dan merawatnya? Lenyap. Sebagai
gantinya, muncul termagant trog yang sangat buruk rupa dan menyeramkan. Setelah
ditato, dia akan mirip dengan ibunya, Mumsie.
·
"terkadang
kau menjadi trog yang menjengkelkan. Tapi... Kurasa boleh," katanya.
·
Para
Termagant Trog: bengis, jahat, menyeramkan
·
Dia
mendengar Mag dibelakangnya, diikuti seluruh termagant. "Robek
kerongkongannya!" teriak mereka nyaring. "Cabik-cabik kakinya!
Banting dia sampai hancur luluh!"
·
Para
Trog Laki-laki:mengerikan, kurus, licik, ringkih, penipu
·
"laki-laki
trog tidak bahagia dengan keadaan itu. Makhluk mengerikan, kurus, licik,
ringkih, penipu, itulah mereka," katanya sembari mengernyitkan hidung
karena jijik.
·
Garble:
si pemburu
·
"Aku
Garble, " ucapnya. "Garble si pemburu dan ini kawan-kawanku."
·
Gabtroll:
pendengar yang sangat baik
·
"Itu
lebih baik...SLURP... Sekarang, kenapa tak kau ceritakan semuanya, sayang. Kaum
Gabtroll adalah pendengar yang...SLURP...sangat baik," kemudian dia
mengepakkan telinganya seperti kelelawar yang sangat besar.
·
Gloamglozer:pembohong,
penipu, licik, dan curang, pendusta
·
"Karena
aku gloamglozer," makhluk itu berteriak, lalu tertawa dengan keji.
"Pembohong, penipu, licik, dan curang. Semua kata-kata manis dan janji
mulutku tidak ada artinya. Aku mengincar semua yang keluar dari jalur. Aku
pikat mereka ke Edge. LALU AKU LENYAPKAN MEREKA!"
·
"Kau
pendusta!" jerit Twig membalas ke atas puncak tebing.
·
Spiker:
baik, si oakelf
·
Tem
Barkwater: setia, baik hati, tinggi besar,
·
Sylvo
Spleethe: bajingan, licik
·
Mugbut:petarung
tangguh,
·
Stope
Boltjaw:bisa memperbaiki kapal langit
·
Juru
Batu:pendiam, kuat
·
Hubble:setia
·
Quintinius
Verginix: kapten yang bijaksana, keras
·
Latar/setting:
ð
Latar
tempat:
·
Di
pondok
·
Twig
duduk di lantai di antara kedua lutut ibunya sambil menekukkakinya ke dalam
karpetbulu domba yang tebal. Hawa di pondok terasa dingin dan berangin. Twig
membungkuk lalu membuka pintu tungku perapian.
·
Di
Deepwoods
·
Bunyi-bunyi
Deepwoods bergaung keras dari segala penjuru ketika Twig berjalan sepanjang
jalan diantara pepohonan. Dia menggigil, mengencangkan syal dan merapatkan
kerah jaket kulitnya.
·
Di
kebun cendawan
·
"DIA
ADA DI KEBUN CENDAWAN," lengking serangga-serangga itu."DIA HARUS
DIHENTIKAN!"
·
Di
gua trog
·
"Gua
trog adalah tempat tinggal kami," kata Mag. "Ayo, ikut aku."
·
Di
Edgeland
·
Kabut
menipis dan menebal seperti biasanya. Inilah Edgeland, bentangan sempit
bebatuan yang memisahkan Deepwoods dengan Edge. Di baliknya terkenal daerah tak
dikenal, belum diteliti maupun dijelajahi: tempat kawah mendidih dan kabut
bergulung-gulung - tempat yang bahkan para perompak langit pun tak pernah
berniat mengunjunginya.
ð
Latar
waktu:
·
Malam
hari
·
Melalui
jendela, matahari turun lebih rendah di langit yang beraneka ragam.
Bayangan-ban zig-zag pohon cemara Deepwoods berkilauan bak sambaran petir yang
membeku. T wig tahu salju akan turun sebelum ayahnya pulang malam itu.
·
Hutan
ini sudah gelap karena malam ketika Twig berhenti berlari.
·
Tengah
malam
·
"Tapi
inikan tengah malam," kata Gristle. "Kau tidak boleh mengantuk."
·
Siang
hari
·
Si
pembantai menyentuh keningnya dan mengangguk. "Mak tatum menyuruhku agar
tidak membiarkanmu tidur sepanjng siang, Tuan Twig," dia berseru membalas.
"Tidak boleh karena kau adalah makhluk matahari."
·
"Terima
kasih Langit, hari masih siang," dia menghela napas.
ð
Latar
suasana: tegang, tenang, menyenangkan.
ð
Alur/plot:
Alur campuran
ð
Sudut
pandang (point of view): orang ketiga serba tahu
·
Twig
duduk di lantai di antara kedua lutut ibunya sambil menekukkakinya ke dalam
karpetbulu domba yang tebal. Hawa di pondok terasa dingin dan berangin. Twig
membungkuk lalu membuka pintu tungku perapian.
·
Spelda
berjalan makin jauh ke dalam Deepwoods. Hutan penuh dengan lolongan dan jeritan
binatang yang tersembunyi. Dia mengusap jimat pelindung dan jimat keberuntungan
yang menempel di lehernya, dan berdoa agar dapat pulang dengan cepat dan
selamat.
ð
Gaya
bahasa/majas:
·
Majas
Personifikasi:
Ø
Kayu
bloodoak tidak berbau atau berdendang, tapi cara kayu ini meratap dan menjerit
ketika terbakar dapat menghilangkan semangat pendengarnya.
Ø
Semua
benda yang bergelatungan dari pengait khusus tampak meneriakkan petualangan.
Ø
Bunyi-bunyi
Deepwoods bergaung keras dari segala penjuru ketika Twig berjalan sepanjang
jalan diantara pepohonan. Dia menggigil, mengencangkan syal dan merapatkan
kerah jaket kulitnya.
·
Majas
Metafora:
Ø
“Malam
itu hujan dan badai,” Kapten Quintinius Verginix - Serigala Awan -
memulai.”Malam yang dingin,” katanya
Ø
“Gloamglozer?”kata
twig. ”Tentu saja bukan!”
·
“Makhluk
paling menyeramkan di seantaro Deepwoods, begitulah dia” kata goblin itu,
telinganya bergerak-gerak. “Dia mengintai dari sudut langit yang gelap”.
Mata goblin itu menjadi dua celah tipis, “Tapi barang kali kau sudah tahu
itu .”
·
Majas
Alusio:
Ø
“Makhluk
paling menyeramkan di seantaro Deepwoods, begitulah dia” kata goblin itu,
telinganya bergerak-gerak. “Dia mengintai dari sudut langit yang gelap”.
Mata goblin itu menjadi dua celah tipis, “Tapi barang kali kau sudah tahu
itu .”
·
Majas
Repetisi:
Ø
“Kau
dan aku akan menjelajah angkasa bersama. Kau dan aku, Twig. Kau dan aku.”
Ø
Kau
bukan siapa-siapa. KAU BUKAN SIAPA-SIAPA!
Ø
"Aku
adalah Twig!" teriaknya kencang. "Aku adalah Twig, yang keluar dari jalur
dan berkelana di luar Deepwoods. AKU ADALAH AKUUUUUU!"
Ø
“Oh,
Gloamglozer!” dia mengutuk. “Gloamglozer! Gloamglozer! ” suaranya melengking di
udara malam yang sangat dingin. “Tolong. Tolong. Tolonglah,” jeritnya. “Biarkan
aku menemukan jalurku kembali. Andai aku tidak meninggalkan jalur! Tolonglah
aku! Tolonglah! Tolong.…”
·
Amanat:
"janganlah melakukan sesuatu
setengah-setengah, lakukanlah dengan penuh kepercayaan dan keberanian bahwa
sebenarnya semua yang kita lakukan tidak ada yang sia-sia tanpa adanya
pengorbanan dan berbagai rintangan yang nantinya akan membawa kita pada
kebahagian"
ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK NOVEL
Paul
Stewart and Chris Riddell biografi
Paul Stewart lahir
pada tahun 1955 di London dan tinggal selama setahun di Muswell Hill sebelum
pindah ke Morden di Southwest London, “the end of the Northern line” artinya
"akhir dari garis utara".
Beliau
adalah seorang lulusan dari Lancaster University dan dari University di
East Anglia’s kursus menulis kreatif. Selama beberapa tahun beliau mengajar
English sebagai bahasa asing di Sri Lanka. Kembali ke
England, beliau menjadi seorang guru sekolah dasar sebelum menyerah untuk
menulis sepanjang waktu.
Buku
pertamanya terbit pada tahun 1988 dan sejak beliau bekerja pada beberapa
penerbit dan telah menerbitkan lebih dari dua puluh judul. Gelar Random House
Children’s Books termasuk The Wakening, The Midnight Hand dan Dogbird serta
Edge Chronicles - judul kesembilan dalam seri ini, The Clash of the Sky
Galleons, di terbitkan pada bulan September 2006. Ada juga tiga buku di Far
Flung Adventures – Hugo Pepper, yang tiga seri, diterbitkan di bulan
April 2006. Seri terakhir the duo’s Barnaby Grimes; Legion of the Dead, akan
diterbitkan di surat kabar pada bulan January 2009.
Paul
Stewart tinggal di Brighton dengan istrinya, seorang guru sekolah dasar, dan
dua anaknya.
Chris Riddell sudah akrab bagi anak-anak maupun
orang dewasa karena gambar-gambar garis khas dengan kecerdikan karikaturnya,
yang secara menarik dan sering menawan dengan unsur-unsur fantasi. Beliau
belajar ilustrasi di Brighton Polytechnic dan telah menilustrasi beberapa foto
buku termasuk Something Else karya Kathryn Cave (Viking), yang dinominsikan
mendapat penghargaan the Smarties Prize dan memenangkan Unesco Award. The
Swan’s Stories karya Brian Alderson (Walker)
juga dinominasikan untuk penghargaan 1997 Kurt Maschler Award dan Castle Diary
(Walker) dinominasikan tahun 1999 Kate Greenaway Medal.
Selain
itu untuk karya buku anak-anaknya, Chris adalah seorang kartunis politik
terkenal yang karyanya muncul secara teratur di The Observer, The Literary
Review dan The New Statesman. Salah satu kunci ketenarannya adalah beliau
merupakan kartunis pertama yang menggambar William Hague mengenakan celana
pendek; sebuah ilustrasi yang kemudian dibeli William Hague! Chris Riddell
tinggal di Brighton dengan istri dan anakya.
Buku
Paul Stewart and Chris Riddell:
THE
EDGE CHRONICLES
The
Quint Sequence
- Curse
of the Gloamglozer
- The
Winter Knights
- Clash
of the Sky Galleons
The
Twig Sequence
- Beyond
the Deepwoods
- Stormchaser
- Midnight
Over Sanctaphrax
The
Rook sequence
- Last
of the Sky Pirates
- Vox
- Freeglader
The
Lost Barkscrolls
The
Edge Chronicles Maps
BARNABY
GRIMES
Curse
of the Night Wolf
Return
of the Emerald Skull
Legion
of the Dead
FAR-FLUNG
ADVENTURES
Corby
Flood
Hugo
Pepper
Author
reviews:
The
Edge Chronicles: Buku 10
Astonishing
imagination and outstanding illustrations.
The
Edge Chronicles: Buku 11
The
Quint Sequence: Buku 1
A
prime example of author and illustrator working in perfect harmony.
The
Rook Sequence: Buku1
Very
highly recommended and it even makes the life of a librarian seem exciting…
The
Twig Trilogy: Buku 1
Stylishly
creepy; at turns gorgeous, humorous, horrifying and awe-inspiring.
The
Twig Trilogy: Buku 2
Everything
is perfect ... and reading it is a pure delight.
The
Twig Trilogy: Buku 3
Wyrmeweald:
Buku 1
Wyrmeweald:
Returner’s Wealth is fantastic – absorbing, stirring and intelligently written.
Name
|
Beyond the Deepwoods
|
Author(s)
|
Paul Stewart, Chris Riddell
|
Illustrator
|
Chris Riddell
|
Published In
|
1998
|
Publisher
|
Doubleday
|
Pages
|
224
|
ISBN
|
978- 0385409672
|
Preceded By
| |
Followed By
| |
Protagonist
|
I love the novel...
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
Delete